Kenali 7 Manfaat Penting Mengapa Orang Tua Harus Sering Ngajakin Si Buah Hati Ngobrol

manfaat orang tua harus sering ngajakin si anak ngobrol

Buah hati adalah salah satu wujud anugerah Tuhan yang diberikan kepada setiap orang tua.

Tentu ini merupakan amanah yang mesti dijalankan dengan sebaik-baiknya. Mengapa? Karena Tuhan percaya bahwa orang orang tua yang bersangkutan mampu membimbing dan menuntun anak-anak mereka kearah yang lebih baik.

Tapi jangan salah, sebagian karena alasan sibuk dalam urusan memenuhi kebutuhan anak, terkadang orang tua tidak punya lagi waktu luang kepada si buah hati-nya. Fokus terus dalam menyelesaikan pekerjaan.

Gak salah sih, tapi sesekali juga sisihkan waktu kepada si anak untuk ngobrol. Malah lebih bagus lagi jikalau sering ngajakin mereka ngobrol.

Dikutip dari salah satu situs parenting terbaik di Indonesia, setidaknya ada 7 manfaat penting bila orang tua sering ngajakin buah hati ngobrol.

Apa saja sih manfaatnya? yuk cari tahu.

1. Anak merasa dihargai

Banyak ngobrol dengan anak, membuat ia merasa keberadaannya bersama orang tua diakui, lebih dicintai, pendapatnya dihargai, dan didengarkan oleh ayah dan bunda. Orang tua bertindak sebagai pendengar aktif, bukan pasif.

Apalagi karena masa anak-anak merupakan masa dimana mereka ingin mengetahui banyak hal jadi kerap menanyakan pendapatnya tentang apa saja.

Misalnya, pendapat tentang tayangan yang sedang ditonton disiaran TV, sikap teman yang kurang disukainya, hal seru yang dilakukan sekeluarga jika ingin berlibur, dll. Semuanya harus diceritakan dengan baik, setiap hari berusaha banyak ngobrol kepada mereka.

2. Orang tua mengetahui informasi rinci tentang anak

Pernah tidak mendapati kerabat atau nonton sinetron di televisi, ceritanya sang ibunda terkejut mengetahui bahwa anaknya ternyata tukang palak di sekolah atau preman di pasar, (maaf) pelakor perusak rumah tangga orang, bahkan pecandu dan pengedar narkoba.

Hal ini cukup mengherankan. Karena semua yang terjadi pada anak tidaklah terjadi begitu saja, sim-salabim jadi tukang palak. Ada prosesnya, ada perkembangan, dan pemicu mengapa sikap anak mengalami perubahan menjadi memiliki sikap negatif.

Dari mana mengetahuinya? Dari aktivitas banyak ngobrol setiap hari. Orang tua memang berniat dan meluangkan waktunya untuk menjalin komunikasi dengan anak. Menanyakan kabarnya, terlibat aktif menjadi pendengar masalahnya sehingga tercipta suatu kebiasaan bercakap-cakap dengan nyaman.

Tanpa perlu diminta, jika sudah merasa nyaman, anak akan melibatkan pertimbangan orang tua untuk setiap hal yang dirasakannya. Bukan bermaksud membuatnya tidak mandiri sehingga apa-apa bertanya, namun sangat baik jika keluarga membiasakan budaya saling tahu informasi secara rinci.

Sehingga orang tua dapat mengenali perubahan sikap anak, dan menutup celah rahasia yang mengarah pada tindakan atau pikiran negatif.

3. Bagi anak, orang tualah dunianya

Saat anak Anda sedang antusias menyampaikan sesuatu kepada Anda, segera respons dengan wajah sumringah. Beri apresiasi jika hal itu terkait pencapaian positifnya, entah karena belajar, atau berhasil memecahkan persoalan.

Anak-anak membutuhkan teman ngobrol.

Selain kepada orang tuanya, pada siapa lagi anak-anak akan mengekspresikan isi hatinya. Rasa senang, sedih, bersemangat, penasaran, dan kadang-kadang rasa bosan. Apakah orang tua rela jika anak lebih dekat dengan ART atau tetangga? Tentu tidak, kan.

Bagi anak, orang tualah dunianya. Dan itu akan berlangsung sebentar saja, hanya pada masa mereka bayi sampai remaja.

Setelah itu dunia anak akan diisi dengan dunia teman-temannya, kesibukan studinya, mereka sudah punya dunianya sendiri, perlahan-lahan beralih dari orang tua ke yang lain-lain, seiring bertambahnya usia dan munculnya kemandirian.

4. Bisa bersahabat baik dengan anak

Bagaimana perlakuan seorang sahabat karib dengan sahabatnya? Akrab dan terbuka. Inginnya ngobrol lama-lama, menceritakan perihal diri dan peristiwa-peristiwa yang dialami.

Bisa tidak orang tua bersahabat baik dengan anak? Jawabannya bisa ya bisa juga tidak.

Orang tua yang memiliki niat jadi sahabat kental anak, mestinya mengetahui persis apa yang disukai dan tidak disukai anaknya. Piawai menebak cuaca hatinya, pandai meredam emosi dan menenangkan anak. Karena bonding orang tua dan anak sudah terjalin erat.

Keuntungan lainnya jika berhasil menjadi sahabat akrab anak, orang tua dapat dengan mudah menanamkan nilai-nilai pendidikannya pada anak tanpa terkesan memerintah, menyuruh, dan hal tak asyik lainnya, khas orang tua atau gurunya di sekolah.

Tidak mungkin anak yang sudah bersahabat baik dengan orang tuanya dengan sengaja tega mengingkari janji, atau melakukan hal-hal yang merugikan dirinya sendiri. Sebab jauh di dasar hati nuraninya, ia telah merasa sayang, cinta, dan nyaman bersahabat dengan ayah bunda.

5. Menghindarkan anak dari pergaulan yang buruk

Anak-anak yang dibesarkan di lingkungan yang sudah terbangun dengan baik budaya banyak ngobrol dengan orang tuanya, akan berpikir berulang kali jika akan berteman dengan kawan yang buruk.

Sebab ia pasti bisa memprediksi, di rumah, ayah dan ibu akan menanyakan tentang teman-temannya, aktivitas yang dilakukan bersama teman, bahkan sebelum orang tua bertanya, si anak akan bercerita sendiri. Inilah yang menjadi pagar bagi anak untuk terhindar dari pengaruh pergaulan yang buruk.

6. Melejitkan prestasi anak

Banyak ngobrol dengan anak juga dapat membantu melejitkan prestasinya. Anak merasa ia memiliki tujuan yang jelas dalam berprestasi.

Ingin membuat ayah dan bunda tersenyum. Meski orang tua tidak memaksakan anak harus meraih ranking satu dengan sendirinya anak bersemangat menunjukkan bahwa ia bisa jadi yang terbaik.

Tentunya semua anggapan ini diperolehnya dari banyak ngobrol dengan orang tua.

Orang tua mencontohkan bagaimana profil orang-orang sukses, menceritakan tentang biografi tokoh terkenal, mengaitkannnya dengan sikap positif pahlawan super, akhirnya anak memiliki kepercayaan diri untuk meraih prestasi.

7. Meminimalisasi konflik dengan anak

Konflik bisa bermula dari komunikasi yang macet antara orang tua dan anak. Terdapat mental barrier (halangan yang bersifat psikis). Biasanya terjadi saat anak mulai menapaki usia remaja.

Kendati demikian, dasarnya diletakkan pada saat usia anak 0-12 tahun. Di usia inilah orang tua harus benar-benar memanfaatkan momen banyak ngobrol dengan anak

Saat ia remaja kelak, semisal ada konflik, dapat diatasi dengan baik atau diminimalisasi. Sebab orang tua dan anak sudah memiliki kebiasaan menyelesaikannya dengan komunikasi produktif. Ngobrol dari hati ke hati, fokus pada solusi.

Orang tua yang baik adalah orang tua yang tidak berhenti mendidik anaknya

Kesimpulan

Ngobrol dengan anak bukan sekadar bertukar kalimat saja. Tetapi "banyak ngobrol", bertanya dengan kalimat terbuka, mengenali perubahan sikapnya dan menjadi pendengar aktif.

Ada 7 manfaat jika sering ngobrol dengan anak, yaitu anak merasa dihargai, orang tua mengetahui informasi rinci mengenai anak, anak sangat membutuhkan teman ngobrol, karena baginya orangtuanyalah dunianya saat ini. Bisa bersahabat baik dengan anak, menghindarkan anak dari pergaulan yang buruk, melejitkan prestasi anak, dan meminimalisasi konfilk dengan anak

Semoga para orang tua terus menerus memiliki semangat banyak ngobrol dengan anaknya. Kata orang bijak, orang tua yang baik adalah orang tua yang tidak berhenti mendidik anaknya. Dengan banyak ngobrol, banyak hal baik yang bisa dicapai bersama anak.

Sumber : fadlimia.com

1 komentar untuk "Kenali 7 Manfaat Penting Mengapa Orang Tua Harus Sering Ngajakin Si Buah Hati Ngobrol"

Comment Author Avatar
Wah setelah baca no.2 dan no.5 saya tersentak. Seolah olah itu yang saya dan banyak orang alami karena kurang perhatian. Astaghfirullah. Semoga bisa lebih baik..